Foto Akurat.co

Investasi Sudah Baik, Tapi Belum Mampu Dorong Peningkatan PMA

Masalah investasi paling sedikit menjadi perbincangan dalam perdebatan Pilpres fase terakhir pada Sabtu malam kemarin. Kendati sedikit sekali dibahas, namun investasi menjadi satu hal yang paling menentukan.

Menanggapi hal itu, Pengamat Ekonomi The Indonesian Institute, Muhammad Rifki Fadilah menilai sejatinya sudah terjadi perbaikan dalam hal investasi terbukti dari peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia mengalami peningkatan meski tidak sangat signifikan.

“Kalau untuk investasi saat melihat sudah adanya perbaikan peringkat kemudahan berbisnis dimana peringkat EoDB(Ease of Doing Business) Indonesia,” ujar Rifki Fadilah di Jakarta (14/4/2019).

Kendati demikian, menurutnya meski ada perbaikan EoDB Indonesia tetapi masih belum mampu mendorong peningkatan PMA. Ini dapat dilihat dari realisasi PMA di Indonesia cenderung menunjukkan penurunan.

“Misalnya pada 2018 BKPM menargetkan realisasi investasi yang ditetapkan pada 2018 sebesar Rp 765 trilliun. Target ini gabungan dari Penanaman Modal asing (PMA) dan Penanaman modal Dalam Negeri (PMDN),” jelasnya.

Selain itu, realisasi investasi PMDN tahun 2018 mencapai Rp328,6 triliun atau naik 25,3 persen dibandingkan 2017. Sedangkan realisasi investasi PMA 2018 sebesar Rp 392,7 triliun, turun 8,8 persen. Kalau faktornya kenapa realisasi PMA turun dibanding 2017 ini, juga bisa dikarenakan dinamika ekonomi global.

“Menjelang tahun politik memunculkan kekhawatiran pada kepastian regulasi pada sektor dengan orientasi jangka panjang (migas, manufaktur, perkebunan), dan transisi perizinan menggunakan OSS,” pungkasnya.

Sumber: Akurat.co

Komentar