Foto Indonesiarayanews.com.

Soal Pemilu, Pemred KBR: Bohong bila Media Tidak Menginginkan Keuntungan.

Pemimpin redaksi Kantor Berita Radio 68H Heru Hendratmoko menegaskan perhelatan pemilihan umum yang berlangsung 5 tahun sekali pasti diminati seluruh kantor pemberitaan di dalam meraih keuntungan finansial bagi perusahaan media massa itu.

Pernyataan itu Heru sampaikan dalam diskusi the indonesian forum dengan tema “Kiprah Media Massa Jelang 2014” yang diselenggarakan TII di salah satu hotel di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Rabu (12/6). “Bohong jika dalam Pemilu, media tidak menginginkan keuntungan,” ujarnya.

Menurut Heru, setiap bergulirnya Pemilu media pasti mengarahkan perhatiannya pada perhelatan “pesta” demokrasi itu, sebab sebaran biaya iklan pada Pemilu 2013 diperkirakan sebesar Rp.124 trilun. Namun, ia berharap kode etik jurnalis harus tetap dipertahankan tanpa harus tunduk pada para pemilik modal.

“Jika dilihat dari iklan, sangat menguntungkan. Tetapi di dalam pengelolaan newsroom (pusat pemberitaan) haruslah imparsialitas, objektif, adil dan menaruh respek terhadap kebenaran, independen,” ucapnya.

Sementara itu, terkait poin independen dia mempertanyakan tindakan awak media khususnya yang telah makan asam garam di dunia kejurnalisan yang tidak seirama antara perbuatan dan tindakannya. Misalnya, ada wartawan senior yang mengklaim dirinya bebas kepentingan politik tetapi disisi lain secara terang-terangan mengajak masyarakat melalui tulisan untuk mendukung salah satu figur politik.

Belum lagi, sejumlah pemilik media massa yang menggunakan sarana informasi itu sebagai alat propaganda kepentingan politiknya, misalnya Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie melalui vivagroup, Ketum Partai NasDem melalui mediagroup serta Harry Tanoesoedibjo dengan MNC group-nya.

“Profesionalisme masih jadi tantangan pada semua level jika kita lihat hubungan media dan pemodal,” tutur Heru.

Sumber: Pedomannews.com.

Komentar