Pemerintahan Jokowi-JK memasuki seratus hari masa kerjanya. Melihat perjalanan seratus hari kerja sebuah pemerintahan sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan seratus hari merupakan langkah awal Pemerintahan Jokowi-JK untuk merealisasikan janji-janji politiknya sekaligus berupaya menghadirkan perubahan bagi masyarakat.
Selama perjalanan seratus hari pemerintahan Jokowi-JK tidak luput dari perhatian pemberitaan media massa. Penilaian media massa merupakan realitas dari kinerja Pemerintahan Jokowi-JK selama seratus hari masa kerjanya ini. Oleh karena itu untuk melihat kinerja seratus hari Pemerintahan JKW-JK, diperlukan media monitoring pemberitaan surat kabar nasional.
Berdasarkan media monitoring yang dilakukan The Indonesian Institute, terhadap headline surat kabar nasional selama kurun waktu 100 hari pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), sorotan surat kabar terbagi atas 12 isu yang menjadi headline. Isu tentang kenaikan harga BBM menjadi isu yang paling menjadi sorotan dengan 16 persen. Isu polemik pemilihan Kapolri menduduki urutan kedua dengan 14 persen, dan isu reformasi tata kelola migas di urutan ketiga dengan 12 persen.
Secara umum nada pemberitaan selama tiga bulan jalannya pemerintahan Jokowi-JK, nada positif sedikit lebih banyak dibandingkan dengan yang negatif terhadap kinerja mereka. Nada positif headline surat kabar sebesar 60 persen dibandingkan negatif yang sekitar 40 persen.
Ini menggambarkan bahwa diawal terpilihnya Jokowi sebagai Presiden memunculkan harapan tinggi dari masyarakat. Akan tetapi, setelah pelantikan kabinet, lambat laun harapan tersebut mengalami penurunan di 100 hari masa kerjanya ini.
Kinerja pemerintahan paling banyak mendapatkan sorotan surat kabar adalah di bidang ekonomi dan hukum. Di kedua bidang tersebut terdapat isu-isu yang mendapatkan penilaian positif dan kritis dari surat kabar.
Pada pemberitaan yang bernada positif selama tiga bulan jalannya pemerintahan Jokowi-JK ditujukan pada isu reformasi tata kelola migas yang dilakukan Kementerian ESDM. Isu reformasi tata kelola migas mendapatkan nada positif sebesar 17 persen. Kemudian diikuti dengan upaya pembenahan dalam industri penerbangan nasional yang dilakukan Kementerian Perhubungan, setelah jatuhnya pesawat Air Asia. Isu ini mendapatkan 13 persen nada positif.
Pemberitaan mengenai respon pemerintah menghadapi gejolak nilai tukar rupiah, kegiatan Presiden Jokowi selama mengikuti pertemuan KTT APEC dan ASEAN, serta kebijakan penenggelaman kapal asing pencuri ikan juga mendapatkan nada yang positif.
Sedangkan pada pemberitaan yang bernada negatif atau kritis, surat kabar banyak menyoroti isu kenaikan harga BBM. Isu kenaikan harga BBM mendapatkan nada negatif sebesar 30 persen. Diikuti dengan pemberitaan mengenai pemilihan Kapolri yang mendapatkan 19 persen nada negatif.
Menarik disimak dalam isu pemilihan Kapolri. Bahwa dalam rangking pemberitaan pemilihan Kapolri terdapat nada positif sebesar 10 persen. Nada pemberitaan positif pada isu ini, ditujukan atas pemberitaan surat kabar yang cenderung mendukung KPK dalam mengusut rekening gendut dari Calon Kapolri Budi Gunawan.
Namun secara keseluruhan jika melihat isu pemberitaan tentang pemilihan Kapolri surat kabar lebih banyak memberikaan nada pemberitaan yang negatif. Nada pemberitaan negatif pada isu ini, ditujukan pada Presiden Jokowi yang dianggap terlalu diintervensi kepentingan koalisi Parpol pengusung dalam menentukan calon kapolri.
Begitu juga jika kita melihat isu mengenai pemilihan Jaksa Agung, dimana penilaian surat kabar yang bernada negatif sebesar 7 persen, ditujukan dengan tidak lepasnya Presiden Jokowi dalam pengaruh partai Koalisi pengusungnya.
Media monitoring 100 hari Pemerintahan Jokowi-JK yang dilakukan oleh The Indonesian Institute bertujuan pertama, untuk mengukur kecenderungan nada pemberitaan (tone) selama seratus hari pemerintahan Jokowi-JK. Kedua, memetakan dan menganalisis isu-isu yang diangkat oleh media massa selama seratus hari pemerintahan Jokowi-JK. Ketiga, mengukur frekuensi pemberitaan terhadap Menteri-Menteri selama seratus hari pemerintahan Jokowi-JK.
Penentuan sample pada media monitoring dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Media monitoring 100 hari Pemerintahan Jokowi-JK dilakukan terhadap Headline pemberitaan surat kabar nasional. Headline sebuah surat kabar menunjukkan kecenderungan pemberitaan surat kabar. Headline juga merepresentasikan gambaran kepada pembaca tentang peristiwa dinilai positif dan negatif.
Media monitoring 100 hari Pemerintahan Jokowi-JK dilakukan terhadap pemberitaan surat kabar nasional. Surat kabar nasional: Kompas, Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, Koran Sindo. Proses pengumpulan data dilakukan dari bulan November, Desember 2014 dan Januari 2015. Analisis data dilakukan pada tanggal 19 s/d 23 Januari 2015.