Jakarta: Akademisi sekaligus Pengurus Cabang Istimewa Nadhlatul Ulama (PCINU) Amerika-Kanada, Akhmad Sahal mengatakan pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) lebih berbahaya dibanding makar.
Sebab menurut Sahal tujuan utama makar adalah menggulingkan negara, sementara tujuan HTI adalah menggulingkan ideologi negara dari Pancasila menjadi Khilafah.
“Jadi menurut saya jauh lebih berbahaya daripada makar,” ujarnya dalam diskusi mengenai ‘Konflik Keagamaan dan Hak Asasi Manusia’ di Pakarti Center Jakarta Pusat, Rabu 23 Mei 2013
Sahal mengibaratkan jika target dari makar adalah menggulingkan suatu rezim, maka target HTI justru berusaha menghancurkan rumahnya, dari dasar atau pondasinya.
Sahal juga sependapat dengan pemerintah terkait rencana pembubaran HTI. Baginya pemerintah berhak membubarkan gerakan atau organisasi yang dinilai mengancam kedaulatan negara melalui proses peradilan.
Bahkan, Sahal menilai HTI bukanlah organisasi masyarakat (ormas) melainkan partai politik transnasional yang buka cabang di Indonesia.
“Makanya saya menanyakan bisa tidak sih partai politik luar itu buka cabang di sini tapi menjegal sistem politik di Indonesia,” jelasnya.
Sahal menuding pergerakan HTI juga cerdik. Mereka memanfaatkan demokrasi negeri ini dengan mengklaim sebagai ormas dan menggunakan undang-undang ormas, padahal bertujuan menggulingkan demokrasi.
“Karena sekarang ini kan dia itu katanya ormas tapi sebenernya dia itu gerpol (gerakan politik),” tuturnya.
Sumber: Metrotvnews.com