Salah satu tradisi yang dijalankan oleh sebagian besar Umat Muslim Indonesia menjelang Hari Raya Idul Fitri adalah mudik ke kampung halaman. Persiapan untuk mudik bukan hanya dilakukan pada hari mudik itu sendiri, tapi jauh sebelum itu. Persiapan dari jauh-jauh hari misalnya untuk membeli tiket kereta, pesawat atau bis.
Tiket kereta Lebaran misalnya sudah dijual dua bulan atau 60 hari sebelum bulan puasa datang (tiket H-60), dan juga diberlakukan beberapa kali lagi penjualan tiket untuk kereta tambahan. PT Kereta Api Indonesia telah menjual total tiket kereta api reguler dan tambahan selama masa angkutan Lebaran 2017 sebanyak 1,26 juta tiket (bisnis.com,16/05/17). Besaran tiket tersebut juga mengkonfirmasi bahwa jumlah pemudik setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri memang besar.
Selain dari sisi pemudik itu sendiri, Pemerintah juga melakukan pelbagai persiapan demi kelancaran arus mudik ini sejak jauh-jauh hari juga. Korps Lalu-lintas (Korlantas) bekerjasama dengan Jasa Marga dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bahkan sejak Februari 2017 telah memulai meneliti persoalan mudik Lebaran ini. Salah satu jalan yang ditempuh nantinya adalah bahwa agar tak terjadi penumpukan di exit Tol Brebes, nantinya pintu keluar (exit) tol dari Jakarta bisa sampai Pemalang (Jawa Tengah) (Gaikindo.or.id, Feb/2017).
Seperti yang kita ketahui bahwa pada musim mudik tahun lalu, ketika pintu keluar tol ini hanya sampai Brebes, menyebabkan kemacetan parah hingga jauh korban meninggal sebanyak 15 orang (liputan6.com, 09/06/17). Sebagai antisipasi, Pemerintah Kabupaten Brebes juga menyiagakan 90 ambulans roda empat, 46 ambulans roda dua, yang akan siaga selama 24 jam di 31 posko yang telah ditentukan tempatnya. Semua fasilitas tersebut dapat diakses dengan menghubungi nomor telpon 119, dan para petugas kesehatan yang akan mendatangi pemudik yang memerlukan jasa mereka.
Selain di daerah Jawa, Untuk kelancaran lalu-lintas mudik Lebaran 2017 di Sumatra, pemerintah berencana mengoperasikan ruas tol Medan-Binjai Seksi 3. Ruas tol tersebut menghubungkan Binjai hingga Semayang sepanjang 4,2 kilometer. Rencananya pengoperasian Seksi 3 tersebut tanpa dikenakan tarif alias gratis selama mudik Lebaran.
Biasanya jalan nasional antara Medan hingga Binjai banyak digunakan bagi pemudik ke Banda Aceh. Pembukaan ruas tol ini diarahkan untuk mengurai kepadatan kendaraan.
Selain persiapan jalan untuk arus mudik, pemerintah dalam hal ini dinas-dinas perhubungan di pelbagai daerah melakukan razia kelayakan bus-bus umum yang akan mengangkut para pemudik. Pemeriksaan mulai dari surat-surat kendaraan, perlengkapan keamanan, seperti rem, klakson dan kondisi mesin serta kondisi ban yang digunakan. Selain itu, peralatan darurat juga dicek, seperti tabung pemadam kebakaran, serta palu untuk pemecah kaca pintu darurat.
Beberapa langkah-langkah preventif tersebut, menurut Penulis patut diapresiasi. Namun, hal yang tidak kalah pentingnya juga adalah persiapan dari sisi pemudiknya juga. Pemudik, dalam hal ini yang menggunakan sarana angkutan umum, haruslah memastikan bahwa kondisi kesehatan mereka prima, semua barang-barang bawaan tertata rapi dan yang tak kalah pentingnya rumah yang ditinggalkan dalam keadaan aman. Aman dari ancaman kebakaran maupun tindakan kejahatan pencurian. Jamak kita ketahui bahwa pencurian pada masa-masa mudik marak terjadi di kota-kota besar.
Artinya kemudian, mudik lebaran yang diharapkan berjalan lancar dengan suasana suka cita, harus diupayakan oleh semua pihak. Pemerintah, masyarakat yang mudik itu sendiri serta pihak swasta penyedia jasa transportasi mudik. Selamat mudik, selamat bersilaturahmi dengan keluarga.
Lola Amelia (Peneliti Bidang Sosial, The Indonesian Institute) / lola@theindonesianinstitute.com