Foto Akurat.co

Menguji Nyali BI Turunkan Suku Bunga Acuan

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dendy Indrawan menyatakan jika melihat indikator secara sisi eksternal Bank Central Amerika Serikat (AS) The Fed seakan memperlihatkan signal positif dengan berencana menurunkan Fed Fund Rate. Sementara dari sisi internal diharapkan Bank Indonesia (BI) berani mengambil langkah menurunkan suku bunga acuan yang akan mendongkrak pertumbuhan sektor riil.

“Meski diturunkan. Tingkat suku bunga kita masih kompetitif dibandingkan dengan negara peersemakmuran. India yang sama level seperti kita sudah di turunkan 75 bps. kalo kita nurunin smpe 50 bps aja, masih kompetitif. Rating utang juga sdh investment grade dr 4 lembaga,”katanya di Jakarta, Kamis (10/7/2019).

Dendy menambahkan, keberanian BI untuk menurunkan suku bunga sejatinya ditunggu dunia usaha khususnya disektor riil. Mengingat jika melihat negara-negara lain contohnya seperti India sudah menurunkan suku bunga dan terbukti mata uang rupee menjadi stabil. Padahal sebelumnya rupee terdepresiasi sampai 15 persen.

Sementara itu, Ekonom The Indonesian Institute, Muhammad Rifky Fadilah menilai sebenarnya masalah penurunan bunga adalah masalah timing. Sebab jika BI merasa waktunya pas untuk menurunkan suku bunga maka BI pasti akan mengambil kebijakan itu.

Kemungkinan pada Rapat Dewan Gubernur BI (RDG) dua periode berikutnya digelar pada 17-18 Juli dan 21-22 Agustus, mendahului pertemuan The Federal pada 30-31 Juli dan 17-18 September. Artinya, BI harus mengambil keputusan dengan keterbatasan informasi.

“Sebetulnya realisasi atas sinyal pemangkasan kebijakan suku bunga acuan hanya tinggal persoalan waktu. BI tinggal memilih momentum yang tepat supaya dampak pemangkasan suku bunga acuan bisa optimal. Yang jadi tantangan berat ke depan adalah BI dihadapkan pada derajat ketidakpastian yang lebih besar,” imbuhnya.

Hanya saja, Rifki mengingatkan jika BI harus lebih hati-hati, sebab bila pada Juli atau Agustus BI tetap menahan suku bunga acuannya sementara Amerika memangkas suku bunganya maka dampaknya akan positif. Sebaliknya, jika BI lebih dulu memangkas suku bunga sementara Amerika menahannya, kekhawatiran akan pelebaran defisit neraca transaksi berjalan, penipisan cadangan devisa, dan fluktuasi nilai tukar bakal terjadi.

Sumber: Akurat.co

Komentar