TIF seri 95 – Politik Keluarga Menjelang Pemilu Serentak Tahun 2024

Salah satu persoalan yang menarik dan sering kali diulas dalam perpolitikan Indonesia adalah mengenai tumbuh suburnya politik keluarga di Indonesia. Secara sederhana, politik keluarga didefinisikan jika terdapat dua atau lebih anggota keluarga yang menduduki jabatan politik (Purwaningsih, 2020).

Jika mengacu pada definisi tersebut, maka Presiden Joko Widodo dapat dikategorikan sebagai politik keluarga saat ini. Pertama, Gibran Rakabuming, anak pertama dari Joko Widodo, yang saat ini menjabat sebagai Walikota Solo. Kedua, Bobby Nasution yang merupakan Walikota Medan saat ini adalah suami dari Kahiyang Ayu, anak kedua dari Joko Widodo. Artinya, dua anggota keluarga sudah terpenuhi dan dapat dikatakan sebagai politik keluarga. Ditambah lagi, terdapat wacana bahwa anak bungsu dari Joko Widodo, yaitu Kaesang Pangarep berencana untuk terjun ke dunia politik (Detik.com, 26/12/2023). Tidak hanya itu saja, isu politik keluarga juga semakin berkembang ketika Atalia Praratya, istri Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil terindikasi akan maju dalam Pilkada Kota Bandung Tahun 2024 (Detik.com, 02/02/2023).

Lebih lanjut, Tumbuh suburnya politik keluarga dalam sistem politik secara tidak langsung memberi dampak pada munculnya pemimpin-pemimpin perempuan, Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kusumaningtyas (2017), sebanyak 45 persen perempuan yang terpilih pada Pilkada tahun 2015 terindikasi politik keluarga. Lebih lanjut, pada Pilkada tahun 2020, terdapat 124 kandidat yang terafiliasi dengan politik keluarga. Dari angka tersebut, 57 diantaranya adalah perempuan dan 29 di antaranya adalah istri dari kepala daerah sebelumnya (Rahmatunnisa, 2021).

Untuk membahas lebih lanjut permasalahan tersebut, The Indonesian Institute (TII), Center for Public  Policy Research akan menggelar diskusi publik daring “The Indonesian Forum Seri ke-95” bertajuk, Politik Keluarga Menjelang Pemilu Serentak Tahun 2024”, dengan mengundang sejumlah pihak yang relevan dan kompeten untuk membahas topik ini.

Bahan Diskusi:

  1. Bagaimana pandangan terkait politik keluarga di Indonesia menjelang Pemilu Serentak Tahun 2024?
  2. Mengapa politik keluarga bisa tumbuh subur di Indonesia?
  3. Bagaimana pandangan terkait perempuan yang memenangi pemilu dan terindikasi politik keluarga?
  4. Apa rekomendasi yang bisa diberikan terkait politik keluarga di Indonesia?

Pengantar diskusi oleh:

  1. Ahmad Hidayah, Peneliti Bidang Politik, The Indonesian Institute
  2. Amalinda Savirani, Dosen Universitas Gadjah Mada
  3. Masduri, Direktur Program Poltracking Indonesia
  4. Lucius Karus, Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia

 

Moderator: Nuri Resti Chayyani, Peneliti Bidang Ekonomi, The Indonesian Institute

 

Download Rangkuman, Materi dan dokumentasi TIF seri 95:

 

Loader Loading...
EAD Logo Taking too long?

Reload Reload document
| Open Open in new tab

Download [660.33 KB]

 

Loader Loading...
EAD Logo Taking too long?

Reload Reload document
| Open Open in new tab

Download [945.79 KB]

 

Loader Loading...
EAD Logo Taking too long?

Reload Reload document
| Open Open in new tab

Download [1.02 MB]

 

 

Komentar