Membandingkan Performa Empat Kepala Daerah di Bursa Pilpres Tahun 2024

Sejumlah nama politisi mulai masuk ke dalam bursa pemilihan presiden (pilpres) tahun 2024 mendatang. Menariknya, dari sekian banyak nama, empat calon presiden potensial memiliki latar belakang kepala daerah serta memiliki elektabilitas yang cukup tinggi, seperti Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022), Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat 2018-2023), Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah 2018-2023) dan Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur Periode 2019-2024). Bahkan, keempat nama ini masuk ke dalam sepuluh besar calon presiden dengan elektabilitas tertinggi.

Melihat banyaknya calon presiden potensial berlatar belakang kepala daerah, tulisan ini mencoba untuk membandingkan performa empat kepala daerah, yaitu Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat, Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah dan Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jawa Timur. Lebih lanjut, untuk mengukur performa empat kepala daerah, terdapat tiga variabel yang dilihat, yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Angka Kemiskinan. Dikarenakan tahun menjabat setiap kepala daerah berbeda-beda, maka tulisan ini akan membuat rata-rata dari setiap variabel. Selain itu, tulisan ini juga hanya melihat data sampai tahun 2021, karena tahun 2022 masih berjalan.

Variabel pertama yang dilihat adalah IPM. Variabel ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Untuk itu, IPM dijadikan alat ukur strategis untuk melihat kinerja pemerintah.
IPM Provinsi DKI Jakarta selama masa kepemimpinan Anies Baswedan mengalami stagnansi. Tidak ada perubahan sama sekali sejak tahun 2017 hingga tahun 2021. Berbeda dengan Provinsi Jawa Barat pada masa kepemimpinan Ridwan Kamil, di mana setiap tahunnya IPM Provinsi Jawa Barat terus mengalami peningkatan dari tahun pertama menjabat hingga tahun ketiga dengan jumlah yang sama, yaitu sebesar 0,19.
Di provinsi Jawa Tengah, pada tahun pertama periode kedua Ganjar Pranowo menjabat, IPM mengalami kenaikan sebesar 0,05, lalu di tahun kedua 0,14 dan di tahun ketiga 0,10. Untuk provinsi Jawa Timur, di tahun pertama kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa, IPM Provinsi Jawa Timur mengalami kenaikan sebesar 0,21 dan di tahun kedua sebesar 0,43. Sehingga, jika dibuat rata-rata kenaikan pertahun, maka provinsi Jawa Timur di bawah kepemimpinan Khofifah menjadi provinsi terbaik dalam meningkatkan IPM.

Peringkat dan Rata-Rata IPM di Empat Provinsi. (Sumber: Diolah dari BPS setiap Provinsi, 2022)

Variabel kedua yang diukur adalah Indeks Pembangunan Gender (IPG). Variabel ini merupakan indikator yang menggambarkan perbandingan (rasio) capaian antara IPM Perempuan dengan IPM Laki-laki. Semakin kecil jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin setara pembangunan antara perempuan dengan laki-laki. Namun semakin besar jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin besar perbedaan capaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki. Angka 100 adalah standar untuk menginterpretasikan angka IPG, karena 100 menggambarkan rasio perbandingan yang paling sempurna.

Serupa dengan IPM, IPG Provinsi Jawa Timur selama dipimpin oleh Khofifah menjadi yang terbaik di antara empat provinsi. Di tahun pertama Khofifah menjabat, IPG Provinsi Jawa Timur mengalami kenaikan 0,16 dan di tahun kedua mengalami kenaikan pesat dengan 0,60, sehingga jika di rata-rata, IPG Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan sebesar 0,38.
Di urutan kedua, terdapat Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Ganjar Pranowo. Walaupun di tahun pertama menjabat IPG Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan yaitu 0,06, namun di tahun kedua mengalami peningkatan sebesar 0,29 dan di tahun ketiga mengalami peningkatan 0,30. Jika di rata-rata, IPG Provinsi Jawa Tengah selama kepemimpinan Ganjar Pranowo mengalami peningkatan sebesar 0,17.
Di urutan ketiga terdapat provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil. Di tahun pertama Ridwan Kamil menjabat, IPG mengalami kenaikan sebesar 0,07. Meski di tahun kedua mengalami penurunan sebesar 0,06, namun IPG Provinsi Jawa Barat kembali meningkat sebesar 0,16. Sehingga, jika dirata-rata IPG Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil memiliki capaian peningkatan sebesar 0,05.
DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan menjadi provinsi dengan peningkatan IPG yang paling rendah jika dibandingkan dengan tiga provinsi lainnya. Di tahun pertama Anies Baswedan memimpin, tidak ada perubahan IPG. Barulah di tahun kedua mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 0,01. Di tahun ketiga, IPG Provinsi DKI Jakarta mengalami penurunan sebesar 0,08, walaupun di tahun keempat kepemimpinan Anies Baswedan, IPG kembali meningkat sebesar 0,21.

Peringkat dan Rata-Rata IPG di Empat Provinsi. (Sumber: Diolah dari BPS setiap provinsi, 2022)

Variabel ketiga yang dilihat adalah tingkat kemiskinan. Kesamaan dari keempat kepala daerah adalah memimpin di era pandemi COVID-19. Hal ini menjelaskan mengapa tingkat kemiskinan di empat provinsi tersebut meningkat. Meski demikian, jika di rata-rata, Provinsi Jawa Tengah menjadi daerah yang paling rendah, yaitu hanya 0,2 persen. Sedangkan Provinsi Jawa Timur di era kepemimpinan Khofifah, menjadi yang paling tinggi penambahan jumlah penduduk miskin, yaitu sebesar 0,51 persen.

Peringkat dan Rata-Rata Tingkat Kemiskinan di Empat Provinsi. (Sumber: Diolah dari data BPS setiap provinsi, 2022)

Rapor Empat Kepala Daerah

Setelah melihat bagaimana performa empat kepala daerah sebagai calon presiden potensial, tulisan ini mencoba untuk memberikan penilaian terhadap setiap kepala daerah berdasarkan tiga variabel yang telah dijelaskan sebelumnya. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor. Jika kepala daerah memiliki performa yang terbaik, maka mendapat skor empat. Lalu jika berada di peringkat kedua akan maka mendapat skor tiga, peringkat tiga akan mendapat skor dua, dan peringkat terakhir akan mendapat skor satu. Tujuan dari memberikan skor adalah untuk melihat kepala daerah terbaik dari tiga variabel tersebut. Hasil yang diperoleh sebagai berikut:

Skor Empat Kepala Daerah

Peringkat Empat Kepala Daerah

 

Mencari Calon Presiden dan Wakil Presiden Terbaik
Jika melihat performa empat kepala daerah tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Khofifah Indar Parawansa dan Ganjar Pranowo menjadi kepala daerah terbaik di kepala daerah lainnya. Meski demikian, Khofifah dan Ganjar Pranowo tidaklah mendapat nilai sempurna. Misalnya Khofifah, angka kemiskinan di Jawa Timur masih menjadi persoalan yang perlu dihadapi di sisa waktu kepemimpinan. Artinya, setiap kepala daerah memiliki poin plus dan minusnya sendiri-sendiri.
Dalam menghadapi pilpres tahun 2024 mendatang, penting bagi empat kepala daerah tersebut untuk beradu gagasan berdasarkan kinerja dan pengalamannya selama ini sebagai kepala daerah. Selain itu, para kandidat calon presiden nantinya, perlu menawarkan visi dan misi serta program yang penting untuk kemajuan negara. Sehingga, perbedaan dalam bingkai demokrasi tahun 2024 nantinya bersifat programmatik, bukan berdasarkan popularitas semata.
Selain itu, penting bagi publik nantinya untuk melihat rekam jejak calon presiden. Misalnya terkait keberhasilan-keberhasilannya selama ini. Tulisan ini hanya memperlihatkan sebagian kecil performa calon presiden. Dan tentunya, tulisan ini perlu untuk diteruskan kembali untuk melihat calon presiden dan wakil presiden yang benar-benar memiliki rekam jejak yang baik serta memiliki visi dan misi untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Komentar