Manajer Penanganan Bencana dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Mukri Friatna menilai, bencana banjir yang melanda Indonesia sepekan terakhir ini bukan hanya diakibatkan oleh anomali cuaca, namun juga oleh tata kelola lingkungan hidup yang buruk.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman pernah mengatakan, mendorong Pemerintah Kota Manado dan Pemerintah Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara merelokasi warga di bantaran Sungai Tondano, sehingga sungai tersebut bisa dilebarkan. Warga yang menghuni bantaran Sungai Tondano bisa tinggal di rumah susun yang lokasi lebih layak.
Walikota Manado Vicky Lumentut mengatakan, Pemerintah Kota Manado merencanakan pembangunan rumah susun untuk warga yang tinggal di bantaran Sungai Tondano. Jika mereka direlokasi, bantaran sungai menjadi ruang terbuka hijau.
‘Warga yang tinggal di bantaran Sungai Tondano kami upayakan relokasi ke rumah susun yang segera dibangun tidak jauh dari sungai,’ ujar Vicky pada awal 2013.
Pengamat kebijakan publik asal Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago menilai perkembangan sebuah kota yang pesat, menyebabkan pemerintah pusat harus membangun ekonomi tidak terpusat hanya diperkotaan, tapi dimulai dari desa.
‘Contohlah Taiwan, mereka membangun dari pedesaan, sehingga industri Usaha Kecil Menengah bisa berkembang dari desa. Akibatnya orang tidak berurbanisasi ke kota, yang menyebabkan kota jadi penuh sesak,’ jelasnya saat diskusi RUU Desa di The Indonesian Institute, akhir pekan lalu.
Selanjutnya pakar perkotaan asal Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menilai pembangunan perumahan di kota besar harus berupa rumah susun, agar ada lahan lebih yang digunakan untuk serapan air, sanitasi dan tempat bermain serta sosialiasi bagi penghuninya.
Sumber: Beritabatavia.com.