JAKARTA – Suntikan dana dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) untuk sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) dipastikan segera cair bulan depan. Nilai PMN tersebut mencapai Rp20,5 triliun, diambil dari pembiayaan korporasi pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang totalnya mencapai Rp53,57 triliun.
Dari total pembiayaan tersebut, sisanya sebesar Rp29,65 triliun dialokasikan untuk talangan modal kerja dan Rp3,42 triliun untuk penempatan dana padat karya.
“Pembiayaan korporasi masih dalam proses. Dalam arti semua sudah siap, tinggal tunggu waktu, dan harapannya kemungkinan Oktober ini dicairkan baik dari sisi PMN dan lain-lain,” ucap Staf Ahli Bidang Pengeluaran Kementerian Keuangan Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam video conference di Jakarta, Selasa (22/9/2020).
Menurut dia, suntikan modal dalam bentuk PMN tersebut sudah masuk dalam program PEN. yang keseluruhan mencapai Rp695,20 triliun.
Selain untuk sektor korporasi, PEN juga menyasar sektor lain, yaitu kesehatan Rp87,55 triliun, bantuan UMKM Rp123,46 triliun, sektor perlindungan sosial Rp203,9 triliun, sektor kementerian/lembaga Rp196,11 triliun, dan insentif usaha Rp120,61 triliun.
Untuk pembiayaan korporasi, dari anggaran Rp20,5 triliun tersebut, BUMN yang mendapat PMN dalam rangka pemulihan ekonomi adalah PT Hutama Karya sebesar Rp7,5 triliun, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebesar Rp5 triliun, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) sebesar Rp6 triliun, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sebesar Rp1,5 triliun, dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) sebesar Rp500 miliar.
Khusus dana PMN untuk BPUI diketahui bahwa perusahaan itu merupakan holding BUMN Penjaminan dan Perasuransian di mana di bawahnya terdapat PT Asuransi Jiwasraya (persero) yang sedang mengalami likuiditas.
Menanggapi hal tersebut, anggota DPR Komisi XI Kamrussamad menilai, suntikan dana BPUI yang disalurkan untuk Jiwasraya belum tentu bisa menyelesaikan masalah perusahaan tersebut.
“Itu tidak menjawab masalah yang dialami asuransi pelat merah tersebut. Apakah pantas di tengah rakyat berjuang menyelamatkan jiwa dari serangan virus Covid-19, justru pemerintah mengalokasikan PMN untuk Jiwasraya,” katanya.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menilai, kucuran dana PMN kepada lima BUMN tersebut tidak terlalu efektif dalam mendongkrak pemulihan ekonomi nasional.
“Ya, enggak mungkin dalam 3-4 bulan ke depan bakal mendongkrak perusahaan-perusahaan itu tumbuh kembali positif. Ini kan memperkuat capital expenditure, biasanya long term,” kata Tauhid kepada SINDO Media.
Menurutnya, PMN kepada perusahaan tersebut membutuhkan waktu, tahapan, dan siklus bisnis yang relatif panjang. Apalagi, jika ada perusahaan yang merugi sehingga bisa bertahan.
Dia juga menyoroti PMN untuk PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) yang mendapat penyertaan modal sebesar Rp6 triliun. Dia menduga dana tersebut untuk menolong Jiwasraya. “Itu tidak untuk mendorong perekonomian. Bisa jadi sebagai the way out karena ada yang bantu Jiwasraya,” terangnya.
Hanya, ia berharap jangan sampai modal tersebut menjadi subsidi dan mengalir cash ke dana sebab penyertaan itu merupakan aksi korporasi.
Sementara itu, pengamat ekonomi The Indonesian Institute Center for Public Policy Research (TII) Rifki Fadilah mempertanyakan urgensi gelontoran dana kepada perusahaan-perusahaan pelat merah. Menurutnya, sebelum menggelontorkan dana lagi, ada baiknya pemerintah mengevaluasi terlebih dahulu program serupa yang sudah diberikan kepada BUMN sebelumnya.
Dia menyarankan pemerintah menyalurkan dananya ke perusahaan plat merah di bidang agrobisnis. Selama pandemi Covid-19 ini, hampir semua sektor usaha loyo. Namun, sektor pertanian tetap tumbuh. Selain itu, dana juga bisa diberikan BUMN-BUMN yang bergerak di bidang kesehatan karena saat ini Indonesia dan dunia membutuhkan vaksin untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
Terkait realisasi anggaran PEN yang nilainya mencapai hampir Rp700 triliun itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis akan terealisasi 100% pada akhir tahun ini. Sebelumnya, per 16 September lalu, pemerintah melaporkan dana PEN baru terealisasi Rp254,4 triliun atau 36,6% dari total pagu anggaran.
“Kami yakin program PEN ini serapannya bisa mencapai 100% di akhir tahun ini. Kami akan terus menganggarkan dana PEN ini agar tepat sasaran,” ujar Airlangga dalam diskusi virtual, kemarin. (Rina Anggraeni/Faori Pakpahan/FW Bahtiar)
https://ekbis.sindonews.com/read/174634/33/suntikan-modal-untuk-bumn-segera-cair-bulan-depan-1600906150