The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) melakukan penelitian secara berkala tentang “Persepsi Anak Muda Terhadap Pemilu 2024”. Tujuan utama penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana preferensi politik anak muda dalam melihat dinamika sosial, politik dan hukum jelang Pemilu 2024.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket (kuesioner). Angket yang digunakan dalam riset ini angket campuran, yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup. Penyebaran angket ini menggunakan platform Google Form, disebarkan dari tanggal 20 April hingga 11 Mei 2022. Jumlah yang dapat dihimpun sebanyak 88 angket dan yang dapat dianalisa sebanyak 75 angket.
Untuk memperoleh data primer yang ditetapkan yaitu anak muda, Tim TII menggunakan teknik snowball sampling. Teknik snowball sampling adalah suatu metode untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus. Teknik sampling ini dipilih karena keterbatasan tim TII mendapatkan data sampel pemilih muda yang ditetapkan.
Kriteria sampel yang ditetapkan adalah 1) Laki-laki dan perempuan; 2) usia antara 17 hingga 30 tahun atau sudah atau pernah kawin yang terdaftar dalam pemilihan. Penggunaan teknik snowball sampling kurang mewakili populasi, sehingga penelitian ini tidak menggambarkan secara keseluruhan pandangan anak muda di Indonesia. Namun, hasil penelitian ini dapat menjadi bagian gambaran terkait pandangan politik anak muda jelang Pemilu 2024.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa pilihan responden terkait partai politik dan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2019 cenderung rasional dan evaluatif dengan melihat visi dan misi, serta program yang jelas terkait keberagaman dan toleransi. Selanjutnya, penelitian ini juga menemukan isu-isu kebijakan apa saja yang menjadi perhatian anak muda.
Dalam penelitian ini terungkap adanya kekhawatiran anak muda saat ini terkait minimnya jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Isu-isu lain yang menjadi perhatian anak muda adalah pemberantasan korupsi, peningkatan kualitas pendidikan, pengendalian harga bahan pokok, serta kebebasan berekspresi. Hal ini menunjukkan kepedulian responden akan isu-isu kebijakan publik yang riil.
Kemudian, hasil penelitian ini juga menemukan bahwa gender tidak menjadi pertimbangan dalam memilih di Pemilu 2024 mendatang. Dua argumen utamanya adalah karena gender tidak memiliki relevansi dengan kualitas, serta perempuan dan laki-laki telah memiliki hak yang sama.
TII berkomitmen melakukan riset secara berkala jelang Pemilu 2024 dengan mengangkat isu kebijakan publik sebagai masukan kepada partai politik dan juga masyarakat sebagai salah satu bagian dari pendidikan politik jelang Pemilu 2024.
Selamat membaca.