Jakarta (ANTARA) – Peneliti Bidang Sosial The Indonesian Institute, Nisaaul Muthiah mengatakan penerapan Kurikulum Prototipe harus memperhatikan kesiapan guru.
“Kurikulum Prototipe merupakan pengembangan dari Kurikulum Darurat. Survei yang dilakukan oleh Kemendikbudrisetk pada awal tahun 2021 lalu menunjukkan bahwa murid yang menggunakan Kurikulum Darurat mendapat capaian belajar yang lebih baik dibanding murid yang menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh. Maka dari itu, dikembangkan lah Kurikulum Prototipe,” ujar Nisa dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Meskipun demikian diperlukan studi lebih lanjut dari lembaga riset independen untuk mengetahui apakah Kurikulum Prototipe ini benar-benar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran murid.
“Jika penerapan kurikulum tersebut benar-benar berasosiasi dengan peningkatan hasil belajar, maka implementasi kurikulum tersebut patut dilanjutkan,” kata Nisa.
Nisa juga menyoroti bahwa inti dari kurikulum adalah peningkatan kualitas pendidikan. Maka dari itu, jangan sampai pergantian kurikulum tidak dilandasi dengan semangat tersebut.
“Sejak merdeka, Indonesia telah menerapkan lebih dari sepuluh kurikulum. Namun, data Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan adanya stagnasi kualitas pendidikan di Indonesia. Artinya, berbagai perubahan kurikulum yang telah dilakukan selama ini belum mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang ada,” jelas Nisa.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, diperlukan perbaikan yang terintegrasi pada faktor-faktor pendukung lainnya. Bukan hanya kurikulum saja, namun juga kualitas guru, sekolah, kesiapan sarana prasarana pendidikan, dan aspek-aspek lainnya.
“Selama ini, perbaikan kurikulum belum mampu meningkatkan kualitas pendidikan karena faktor-faktor lainnya belum siap,” terang dia.
Dia juga mengingatkan penerapan Kurikulum Prototipe yang dimulai pada 2022 tersebut di sejumlah Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan itu harus memperhatikan kesiapan dari guru.
https://www.antaranews.com/berita/2657321/peneliti-penerapan-kurikulum-prototipe-harus-perhatikan-kesiapan-guru