https://www.antaranews.com/berita/2013822/peneliti-dorong-gencarkan-sosialisasi-vaksin-covid-19

Peneliti dorong gencarkan sosialisasi vaksin COVID-19

Nisaaul Muthiah, Peneliti Bidang Sosial, The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research.

Jakarta (ANTARA) – Peneliti bidang sosial The Indonesian Institute, Nisaaul Muthiah mendorong pemerintah agar menggencarkan sosialisasi vaksin COVID-19, sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat mengikuti imunisasi.

“Masih banyaknya jumlah warga yang tidak bersedia divaksin, salah satunya karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai tingkat keamanan vaksin tersebut,” kata Nisa kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan banyak warga yang kurang mengetahui informasi mengenai vaksin. Selain itu, tidak sedikit warga yang menerima informasi vaksin yang tidak pasti kebenarannya sehingga ragu dengan vaksin.

Untuk itu, Nisa mendorong sosialisasi vaksin secara lebih masif dengan berbagai saluran informasi, seperti televisi dan media sosial. Hal tersebut dilakukan agar warga mendapat informasi yang jelas mengenai vaksin langsung dari pemerintah.

Kepercayaan masyarakat terhadap manfaat vaksinasi, kata dia, juga agar semakin masif dalam melibatkan tokoh lokal atau figur yang dekat dengan masyarakat.

“Hal tersebut dapat menjadi langkah yang efektif karena masyarakat akan cenderung lebih percaya pada tokoh atau orang-orang terdekat mereka,” katanya.

Selain faktor sosialisasi, katanya, keengganan masyarakat divaksin juga dipengaruhi latar belakang sosial, budaya, politik dan lain-lain yang harus diatasi para pemangku kepentingan.

Pekan ini proses vaksinasi masyarakat terhadap COVID-19 memasuki tahap kedua. Vaksinasi tahap kedua ditujukan kepada kelompok masyarakat yang rentan terpapar COVID-19, karena profesinya seperti pedagang, tenaga pendidik, pelaku wisata, petugas pelayanan publik, tokoh agama dan lain-lain.

Selain menyasar kelompok-kelompok tersebut, proses vaksinasi tahap kedua ini juga ditujukan untuk lansia di atas 60 tahun.

Hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) menunjukkan hanya 55 persen masyarakat yang mau divaksin COVID-19, 41 persen tidak bersedia divaksin dan sisanya mengaku tidak tahu dan tidak menjawab kesediaan divaksin.

https://www.antaranews.com/berita/2013822/peneliti-dorong-gencarkan-sosialisasi-vaksin-covid-19

Komentar