Foto TII.

Pemberitaan Media Massa Didominasi Tema Pencapresan

[JAKARTA] Pemantauan media yang dilakukan The Indonesian Institute menyebutkan pemberitaan di media cetak dan online didominasi tema pencapresan selama masa kampanye terbuka yaitu sebesar 38 persen.

“Di masa kampanye terbuka didominasi berita tentang tema pencapresan 38 persen lalu berita tentang kegiatan kampanye 33 persen,” kata peneliti TII Arfianto Purbolaksono dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara, di Jakarta, Senin (7/4).

Dia menjelaskan tema pemberitaan lainnya adalah berita mengenai konflik antar partai 11 persen seperti konflik antara PDI-P dengan Gerindra.

Selain itu menurut dia berita mengenai pelanggaran kampanye hanya mendapatkan porsi 9 persen.

“Berita mengenai koalisi antar partai 7 persen dan hasil survei dua persen,” ujarnya.

Arfianto mengatakan tema berita pencapresan lebih banyak seputar pencapresan Jokowi, Prabowo, Aburizal Bakrie, Rhoma Irama, Mahfud MD, Wiranto, dan peserta konvensi Demokrat.

Pemberitaan pencapresan itu menurut dia lebih banyak dibandingkan dengan pemberitaan kampanye calon legislatif.

“Parpol lebih banyak ‘menjual’ kandidat capresnya,” kata Arfianto.

Dia menjelaskan tema berita kegiatan kampanye diisi dengan kegiatan kampanye terbuka yang diselenggarakan hampir di seluruh Indonesia.

Para capres dan tokoh nasional menurut dia ikut menyemarakkan kampanye di berbagai daerah.

“Kampanye banyak diisi acara hiburan panggung terbuka sehingga kurang menerapkan kampanye dialogis,” ujarnya.

Dia menjelaskan dalam tema kegiatan kampanye tidak ada partai yang menyinggung persoalan perempuan dan anak secara eksplisit.

Menurut dia, berdasarkan pantauan media itu beberapa partai mengangkat tema pendidikan, korupsi, pertambangan namun tidak ada yang spesifik membahas persoalan perempuan.

“Selain itu, caleg-caleg yang terekspos di media pun sebagian besar adalah caleg laki-laki,” katanya.

Dia mengatakan tema berita konflik antar partai didominasi pemberitaan konflik PDI-P dengan Gerindra.

Selain itu menurut Arfianto, saling sindir antar elite parpol ikut meramaikan pemberitaan selama kampanye terbuka yang menunjukkan ketatnya persaingan antar partai.

“Masing-masing pihak mencoba menunjukkan kelemahan partai atau elit partai lain,” ujarnya.

Selain itu menurut dia, tema berita pelanggaran banyak diisi pemberitaan pelanggaran politik uang, kampanye yang melibarkan anak-anak, dan pelanggaran lalu lintas.

Dia menegaskan terkait pelanggaran yang melibatkan anak-anak dalam kampanye, terkonfirmasi temuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menyebutkan ada 87 pelanggaran selama seminggu pertama masa kampanye terbuka.

Media monitoring yang dilakukan TII dilakukan selama tahap kampanye terbuka pada 16 Maret hingga 5 April 2014 dengan teknik penentuan sampel yaitu purposive sampling.

Media cetak nasional yang dipantau adalah Kompas, Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, Koran Sindo, Jurnas, dan Indopos. Dan media online yaitu Kompas.com, Detik.com, Okezone.com, Republika.co.id, dan Viva.co.id.

Pemilihan media itu didasarkan dua kategori yaitu cenderung netral dam isi pemberitaannya dan media yang dimiliki politisi untuk melihat kecenderungan tema dan tone pemberitaan serta hubungannya dengan sikap pemilik atau parpol pemilik media tersebut. [Ant/L-8]

Komentar