Jumlah pasien yang dinyatakan positif terjangkit corona (COVID-19) terus meningkat di Indonesia. Sejumlah langkah pun telah diambil pemerintah untuk menekan penyebaran wabah ini yang kian meluas.
Namun, Indonesia dinilai kehilangan waktu emas atau golden time dalam mendeteksi pasien. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Peneliti Bidang Sosial, The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Vunny Wijaya.
“Pengumuman Darurat Kesehatan tersebut sangatlah tepat,” kata Vunny dilansir Republika, Rabu (8/4). “Namun, Indonesia telah kehilangan golden time dalam deteksi dini pasien.”
Virus corona muncul pertama kali di Wuhan, Tiongkok sekitar akhir 2019 menjelang awal tahun 2020. Hingga kemudian tak menunggu waktu lama hingga wabah ini menginfeksi negara-negara lain di dunia.
Pemerintah, seharusnya, sudah mulai menyiapkan langkah deteksi dini sejak saat itu. Namun jika sudah seperti ini, maka peran pemerintah saja tidak cukup untuk menekan persebaran COVID-19. Masyarakat juga harus didorong untuk ikut aktif menekan penyebarannya.
“Sejauh ini, garis depan penanganan COVID-19 terletak pada tenaga kesehatan. Namun, dalam hal pencegahan hingga memutus rantai masyarakat harus berada di garis depan,” jelas Vunny. “Sederet skenario kebijakan dibuat Pemerintah Pusat dalam mencegah penyebarannya.”
Pemerintah memang telah mengeluarkan sejumlah imbauan kepada masyarakat. Mulai dari social distancing, isolasi 14 hari, hingga penerapan PSBB. Upaya itu semua hanya bisa memberikan hasil yang maksimal jika masyarakat patuh mengingat dalam hal ini masyarakat adalah pelaku.
“Publik dalam hal ini, masyarakat secara luas, perlu didorong agar patuh dan mendukung kebijakan Pemerintah,” lanjut Vunny. “Masyarakat harus benar-benar didorong dan secara sukarela berada di garis depan pencegahan untuk menekan hingga memutus rantai penyebaran COVID-19.”
Sementara itu, PSBB akan mulai diterapkan mulai Jumat (10/4) pekan ini untuk wilayah DKI Jakarta. Jakarta sendiri merupakan episentrum corona di Indonesia dengan jumlah kasus tertinggi sebanyak 1.369 per Selasa (7/4).
https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00305264.html