Geger pindah ibu kota sontak menjadi perbincang publik usai Presiden Joko Widodo membuka kembali wacana tersebut dalam suatu kesempatan rapat dengan para Menteri Kabinet Kerja belum lama ini.
Menanggapi hal itu, Pengamat Ekonomi dari The Indonesian Institute, Muhammad Rifki Fadilah mengatakan bahwa sejatinya Jakarta sebagai pusat ibu kota harus segera dipindah.
Ada beberapa alasan mengapa Jakarta dianggap tak mampu lagi menjalankan fungsinya.
- Kepadatan Penduduk
Menurut Rifki fakta pertama jika merujuk pada beberapa pertimbangan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017, tingkat kepadatan penduduk Jakarta adalah sebesar 15.366 jiwa/km2.
Bila daya tarik perkotaan semuanya diserap oleh Jakarta, maka kepadatan tentu akan terus meningkat. Hal ini dianggap tidak lazim lantaran berpotensi pada tidak adanya pemerataaan.
- Masalah Klasik Kemacetan
Rifki menjelaskan untuk aktivitas sehari-hari masyarakat tentu mereka akan menggunakan kendaraan bermotor akhirnya pertumbuhan kendaraan bermotor berbanding lurus juga dengan semakin naiknya tingkat kepadatan penduduk di Jakarta.
“Sekarang kita cek lagi datanya, dari riset Fisip UI 2010, pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor sudah jauh melampaui pertumbuhan ruas jalan per tahun. Contohnya pada tahun 2010, pertumbuhan jumlah kendaraan mencapai 11persen, sedangkan pertumbuhan ruas jalan hanya sebesar 0,01persen,” katanya.
Dampaknya sungguh luar biasa, lantaran kerugian perekonomian dari kemacetan ini berdasarkan data tahun 2013 ini Rp 65 triliun per tahun dan tahun 2018 kemarin angkanya mendekati Rp 100 triliun dengan semakin beratnya kemacetan di wilayah DKI Jakarta.
- Potensi Banjir
Belum lagi dengan potensi banjir yang menghantui tiap tahun lantaran tanah sistem pengairan Jakarta yang tidak berfungsi dengan baik, tanah Jakarta yang semakin amblas juga mengakibatkan potensi genangan air semakin meluas setiap tahunnya.
Banjir bahkan menjadi komoditas politis untuk mencaci lawan politik yang menjadi penguasa Jakarta. Hal ini tentu saja tidak sehat sebab banjir merupakan masalah bersama dan harus diatasi dengan sinergi yang baik.
- Maraknya Pembangunan Infrastruktur
Karena maraknya pembangunan infrastruktur berat seperti jalan, rumah, dan jembatan dan gedung bertingkat. Lihat saja jumlah gedung pencakar langit yang menjadi pemandangan menghiasi ibu kota Jakarta.
Akibatnya, semakin lama semakin banyak daerah yang memiliki level yang lebih rendah dibanding permukaan laut termasuk Jakarta. Lama-lama kalau tidak ada proses antisipasi dan solusi jangan heran kalau nantinya Jakarta bakal tenggelam.
- Pusat Pemerintahan dan Bisnis
Jakarta dipaksa menjadi pusat kota dan juga pusat bisnis. Hal ini tentu saja akan tak sehat, sebab semakin lama beban Jakarta semakin berat. Jakarta seolah sudah lebih dari dua kota. Karena beban Jakarta sudah berat dan Jakarta masih mampu menampung beban tersebut hingga hari ini.
“Tapi kan kita harus berpikir lagi ke depannya, 10, 25, hingga 50 tahun lagi beban Jakarta semakin berat,” tandasnya.
Sumber: Akurat.co