Jakarta, 27 Januari 2023 – The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) berkolaborasi dengan Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP), Suara Kebebasan dan Center for Peace, Conflict, and Democracy Universitas Hasanuddin mengadakan sebuah diskusi online dengan tema “Unpacking Persepsi dan Partisipasi Politik Anak Muda Jelang Pemilu 2024”.
Dalam diskusi ini, Adinda Tenriangke Muchtar, Direktur Eksekutif TII memaparkan hasil angket TII yang telah dilakukan sebanyak tiga kali di tahun 2022. Dalam angket tersebut, Adinda Tenriangke Muctar menjelaskan bahwa hasil angket juga memperlihatkan bahwa anak muda yang ikut dalam partai politik bertujuan untuk menjadi anggota legislatif. Hal ini menandakan bahwa anak muda telah memahami salah satu fungsi penting partai politik, yaitu untuk mendudukkan kadernya di kursi kekuasaan.
Lebih lanjut, Adinda Tenriangke Muctar memaparkan bahwa setiap calon presiden memiliki persepsi sendiri-sendiri di mata anak muda, misalnya Prabowo Subianto yang dianggap dapat mengatasi persoalan korupsi di Indonesia ataupun Ridwan Kamil yang dianggap dapat membuka lapangan pekerjaan. Hal ini tentu masih perlu dipelajari lebih lanjut.
“Temuan menarik dari hasil angket TII bahwa walaupun Anies Baswedan merupakan mantan menteri pendidikan dan juga masuk dalam bursa capres, tapi anak muda lebih melihat sosok Ganjar Pranowo sebagai tokoh yang dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia jika terpilih menjadi presiden,” papar Adinda Tenriangke Muchtar.
Denny Siallagan, Tenaga Ahli Komisioner Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) memaparkan bahwa saat ini terdapat beberapa program yang dilakukan oleh KPU RI untuk dapat meningkatkan partisipasi politik anak muda menuju Pemilu dan Pilkada Serentak, seperti Duta Pemilu atau Relawan Demokrasi; Sekolah atau Kelas Politik; KPU Goes to Campus ataupun terlibat langsung sebagai penyelenggara pemilu.
“KPU memberi perhatian khusus kepada pemilih muda ya. Seperti yang sering disampaikan oleh Ketua KPU RI, bahwa penting anak muda untuk terlibat aktif dalam pemilu, misalnya menjadi penyelenggara pemilu di daerah masing-masing,” jelas Denny Siallagan.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Gustiana Kambo dari Universitas Hasanuddin menjelaskan bahwa jika berbicara mengenai partisipasi politik anak muda, maka penting untuk melihat partisipasi anak muda secara utuh, bukan hanya datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
Adinda Tenriangke Muctar juga menjelaskan bahwa penting bagi partai politik maupun kandidat yang akan bertarung di Pemilu dan Pilkada Serentak Tahun 2024 mendatang untuk membicarakan isu-isu anak muda serta membuat program yang dapat berdampak bagi anak muda.
Narahubung
Ahmad Hidayah
Ahmad@theindonesianinstitute.com